fbpx
Skip to content

Apa Itu Silo Mentality di Tempat Kerja dan Bagaimana Cara Mengatasinya?

Apa itu silo mentality

Setiap individu pasti memiliki ambisi dan tujuan tertentu dalam hidupnya, termasuk ketika sudah memasuki dunia kerja. Tak jarang mereka melakukan segala hal agar ambisi dan tujuannya itu bisa terpenuhi, seperti menyimpan informasi penting seorang diri agar tidak ada yang mengetahuinya atau yang umumnya disebut dengan silo mentality. Tahukah kamu apa itu silo mentality?

Istilah ini mungkin masih asing bagi sebagian orang. Istilah silo mentality, merujuk pada pola perilaku di tempat kerja di mana departemen atau tim beroperasi secara terpisah dan cenderung menahan informasi, pengetahuan, atau sumber daya yang dimiliki. Sebagai hasilnya, kolaborasi antar departemen menjadi sulit, dan fokus lebih pada kepentingan individu atau kelompok daripada keseluruhan perusahaan. 

Apa Itu  Silo Mentality?

Dilansir dari Investopedia, silo mentality adalah keengganan untuk berbagi informasi dengan karyawan dari divisi yang berbeda. Silo mentality ini dapat menghambat efisiensi, inovasi, dan kemampuan perusahaan untuk menanggapi perubahan dengan cepat.

Pemahaman yang sempit mengenai visi masa depan membuat karyawan memiliki mentalitas silo. Mereka cenderung sibuk dengan kepentingan diri sendiri demi mengejar tujuan pribadi tanpa melihat sudut pandang yang lebih luas. 

Kamu mungkin pernah menemui rekan kerja yang enggan berbagi informasi seputar pekerjaan. Hal itulah yang disebut dengan silo mentality, munculnya mentalitas silo ini biasanya timbul karena rasa kompetitif sesama karyawan. Beberapa tanda silo mentality di tempat kerja diantaranya adalah sebagai berikut:

  • Keengganan untuk berbagi informasi dengan departemen atau tim lain, bahkan jika informasi tersebut dapat bermanfaat untuk perusahaan secara keseluruhan.
  • Kurangnya kerjasama dan kolaborasi antar departemen atau tim.
  • Anggota tim lebih fokus pada kepentingan dan tujuan tim mereka sendiri daripada pada kesuksesan keseluruhan perusahaan.
  • Komunikasi terbatas hanya terjadi di dalam kelompok tertentu. 

Bagaimana Cara Mengatasi Silo Mentality?

Setelah mengetahui apa itu silo mentality sebagaimana yang dijelaskan di atas, maka perusahaan sebaiknya segera mengambil langkah untuk mengatasinya agar tidak menimbulkan dampak negatif yang berkepanjangan. Nah, berikut ini adalah beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengatasinya:

1.Mendorong Kolaborasi

Menurut Forbes, silo mentality ini muncul karena adanya perang kepentingan yang muncul di bagian manajerial perusahaan. Masing-masing pemimpin divisi seakan sedang perang merebutkan wilayah kekuasaan sehingga menyebabkan keengganan dalam berbagi informasi antar divisi. 

Hal ini sebenarnya merupakan tindakan yang sia-sia. Sebab suatu perusahaan bisa berjalan dengan baik karena kolaborasi dari seluruh divisi yang ada di perusahaan. 

Untuk itu, dalam mengantisipasi terjadinya silo mentality, perusahaan bisa mendorong kolaborasi antar divisi baik itu dalam pertukaran ide, problem solving, maupun pelaksanaan kegiatan lainnya. Hal ini akan membantu karyawan untuk bisa lebih dekat dengan karyawan lainnya dan menyadari posisi mereka sebagai bagian dari tim perusahaan secara keseluruhan. 

2. Menciptakan Budaya Transparansi dan Komunikasi Terbuka 

Selanjutnya, untuk mengatasi silo mentality, perusahaan juga bisa membuat budaya perusahaan yang mendorong transparansi informasi serta komunikasi yang terbuka. Dengan transparansi dan komunikasi yang terbuka akan meningkatkan efisiensi operasional perusahaan. 

Hal tersebut juga akan meminimalisir adanya kesalahpahaman tentang suatu informasi secara top-down. Selain itu juga mempermudah penyebaran informasi yang penting bagi keberlangsungan perusahaan. 

3. Menciptakan Visi yang Sejalan

Untuk menghindari munculnya silo mentality di tempat kerja, seluruh anggota perusahaan harus memiliki visi yang sama dalam mencapai kesuksesan. Dengan demikian antara tujuan pribadi karyawan, atasan, hingga perusahaan secara keseluruhan tetap selaras. 

Dengan memiliki tujuan yang sama maka akan mempermudah komunikasi dan juga upaya bersama dalam mencapai tujuan tersebut. Hal ini dapat membantu menghindari penyembunyian suatu informasi tertentu, sebab dengan meyakini visi yang sama maka seluruh anggota perusahaan akan menyadari bahwa tujuan tersebut hanya bisa diraih dengan bekerja sama. 

4. Mengukur Kemajuan

Setelah menentukan visi yang jelas di perusahaan, pihak eksekutif perusahaan juga harus bisa memastikan bahwa tujuan tersebut bisa diukur dengan akurat. Dalam hal ini pihak manajerial perusahaan bisa menyiapkan beberapa hal diantaranya adalah sebagai berikut:

  • Waktu penyelesaian tujuan. 
  • Tolok ukur yang ingin dicapai.
  • Tugas yang didelegasikan kepada tim atau karyawan tertentu. 
  • Jadwal pertemuan rutin untuk membahas kemajuan. 

5. Memberikan Apresiasi

Apresiasi adalah cara terbaik untuk meningkatkan motivasi karyawan dalam bekerja. Perusahaan bisa menggunakan strategi yang satu ini untuk meningkatkan keterlibatan karyawan, kinerja, dan produktivitas. 

Nah, itu tadi adalah penjelasan singkat mengenai apa itu silo mentality. Semoga bermanfaat. 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Apa Itu Silo Mentality di Tempat Kerja dan Bagaimana Cara Mengatasinya?
× Chat Admin Kelas HR