fbpx
Skip to content

Mengenal Ageisme di Tempat Kerja dan Dampaknya Bagi Karyawan

Mengenal Ageisme di Tempat Kerja dan Dampaknya Bagi Karyawan

Usia hanyalah angka, namun bagi sebagian orang, usia bisa menjadi salah satu faktor penyebab bullying dan diskriminasi. Tak jarang pekerja mendapatkan diskriminasi karena usia, atau yang dikenal juga dengan ageisme di tempat kerja. 

Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang berlaku di Indonesia sudah mengecam keras adanya diskriminasi kepada tenaga kerja. Seharusnya setiap tenaga kerja memiliki kesempatan kerja yang sama tanpa ada adanya diskriminasi. Lantas bagaimana dampak diskriminasi usia ini terhadap karyawan? Untuk mengetahui penjelasannya simak ulasan berikut.

Apa Itu Ageisme di Tempat Kerja?

Dilansir dari WHO, ageisme merupakan bentuk diskriminasi berdasarkan usia. Umumnya ageisme ini terjadi pada pekerja dengan usia yang lebih tua. Meski demikian tak jarang ageisme juga bisa terjadi pada pekerja yang berusia mudah. 

Diskriminasi karena usia yang terjadi di tempat kerja ini bukan lagi hal yang tabu, namun sudah menjadi rahasia umum. Ageisme di tempat kerja yang menyerang pekerja lebih tua ini, muncul karena stereotip masyarakat yang menganggap orang dengan usia lebih tua cenderung lebih lambat, mudah sakit, gaptek, dan lain sebagainya. 

Sedangkan bagi anak muda diskriminasi karena usia juga bisa saja terjadi. Berikut ini adalah beberapa bentuk ageisme yang menyerang anak muda:

  • Pemalas.
  • Tidak memiliki banyak pengalaman. 
  • Sombong.
  • Susah diatur. 

Ageisme di tempat kerja juga termasuk pembatasan usia pada lowongan pekerjaan. Hal ini menyebabkan diskriminasi terhadap pekerja untuk mendapatkan pekerjaan. Meskipun hal ini sudah dilarang berdasarkan regulasi yang berlaku, namun perlakukan diskriminasi yang dilakukan pemberi kerja ini tidak dapat dihindari. 

Lantas Apa Pengaruh Ageisme Bagi Karyawan?

Melakukan diskriminasi usia di tempat kerja bukanlah hal yang baik bagi perusahaan. Ketika perusahaan menilai karyawan hanya berdasarkan usia, maka perusahaan bisa kehilangan kandidat dengan kualitas yang terbaik hanya karena melakukan diskriminasi terhadap usia. 

Selain bagi perusahaan, ternyata perlakukan ageisme di tempat kerja ini juga berdampak buruk bagi karyawan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Chang et.al, menyatakan bahwa ageisme yang terjadi di tempat kerja bisa menyebabkan penurunan kesehatan mental dan fisik karyawan yang jumlahnya semakin meningkat sepanjang tahun. 

Ageisme di tempat kerja merupakan hal yang sulit untuk dihindari, mungkin saat ini perusahaan lebih condong untuk mempekerjakan generasi yang lebih mudah seperti gen Z dan gen Y serta melakukan diskriminasi usia terhadap generasi baby boomer. Namun semua ini hanya perihal waktu, dan setiap generasi akan bergantian mengalaminya. 

Contoh Ageisme di Tempat Kerja

Untuk mengetahui gambaran ageisme di tempat kerja perlu juga memahami bagaimana praktik ageisme yang dilakukan di tempat kerja. Berikut ini adalah beberapa bentuk ageisme yang terjadi di tempat kerja:

  • Memberikan batasan usia pada lowongan pekerjaan. 
  • Mengabaikan kandidat yang lebih tua dn condong mempekerjakan kandidat yang lebih mudah. 
  • Tidak memberikan kesempatan kepada karyawan berusia tua untuk mendapatkan promosi. 
  • Menjadikan usia sebagai bahan candaan. 

Nah, itu tadi adalah bentuk-bentuk ageisme di tempat kerja. Meskipun regulasi yang berlaku sudah melarang adanya ageisme, namun pada prakteknya hal ini tidak dapat dihindari dan banyak perusahaan yang melakukan diskriminasi terhadap karyawan karena faktor  usia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Mengenal Ageisme di Tempat Kerja dan Dampaknya Bagi Karyawan
× Chat Admin Kelas HR