Salah satu pendekatan yang semakin populer untuk meningkatkan kemampuan adaptasi karyawan adalah dengan membangun tim yang agile. Agile Team dikenal karena fleksibilitasnya dalam menghadapi tantangan, perubahan, dan kebutuhan pasar yang terus berkembang.
Namun apa itu agile timie dan bagaimana cara membangungnya? Yuk, simak penjelasannya di bawah ini.
Table of Content
Agile Team
Sebelum membahas lebih lanjut mengenai bagaimana cara meningkatkan kemampuan adaptasi karyawan dengan membangun agile team, perlu dipahami terlebih dahulu apa itu agile team. Agile sendiri berarti kemampuan untuk dapat menciptakan dan mengatasi perubahaan.
Agile merupakan sebuah pendekatan yang digunakan untuk menghadapi lingkungan yang dinamis yang banyak terjadi perubahan. Dalam dunia bisnis pendekatan semacam ini sangatlah penting, agar perusahaan tetap responsif dan adaptif terhadap perubahan.
Sedangkan agile team merupakan sekelompok individu lintas fungsi yang berkolaborasi dna bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Agile team biasanya bekerja dalam siklus pendek yang disebut sprint atau iterasi, dengan tujuan menyelesaikan tugas-tugas secara bertahap dan mendapatkan feedback secara cepat untuk perbaikan yang berkelanjutan. Ada beberapa karakter utama dari agile team, yaitu:
- Kolaboratif.
- Adaptif.
- Iterasi cepat.
- Fokus pada masalah.
- Mandiri.
Tips Membangun Agile Team
Untuk meningkatkan kemampuan adaptasi karyawan terhadap perubahan bisnis yang dinamis, perusahaan perlu membangun learning agility yaitu kemampuan untuk dapat mempelajari sesuatu dan menerapkannya pada tempat dan situasi yang berbeda. Dengan learning agility dapat membantu karyawan untuk dapat meningkatkan kemampuan adaptasinya.
Dalam proses meningkatkan kemampuan adaptasi karyawan, perusahaan dapat menyusun agile team yang terdiri dari beberapa individu lintas fungsi. Berikut ini adalah beberapa tips yang bisa digunakan untuk membangun agile team:
1. Menciptakan Lingkungan Kolaboratif
Agile team mengandalkan kolaborasi yang erat antar anggota tim. Untuk mencapainya, penting bagi perusahaan untuk menciptakan lingkungan yang mendorong komunikasi terbuka dan transparan.
Pertemuan rutin seperti daily standup atau scrum meeting dapat membantu tim tetap selaras dan memastikan semua orang memiliki pemahaman yang sama tentang tujuan proyek. Dengan kolaborasi yang baik, tim dapat dengan cepat mengidentifikasi masalah, berbagi ide, dan menemukan solusi bersama.
2. Memberikan Otonomi pada Anggota
Selanjutnya, otonomi atau kemandirian merupakan ciri utama dari agile team. Anggota tim agile akan bekerja lebih efektif ketika mereka diberikan otonomi dalam pengambilan keputusan sehari-hari.
Karyawan harus merasa percaya diri untuk mengambil inisiatif tanpa harus selalu menunggu arahan dari manajemen. Dengan memberikan kemandirian ini, karyawan dapat merespons perubahan dengan lebih cepat dan lebih kreatif. Kemandirian ini juga meningkatkan rasa tanggung jawab dan kepemilikan terhadap hasil kerja.
3. Menerapkan Pendekatan Iteratif dan Inovatif
Berikutnya, agile team bekerja dengan siklus iteratif, di mana proyek atau tugas dipecah menjadi fase-fase kecil seperti sprint dalam metode scrum. Hal ini memungkinkan tim untuk belajar dari setiap fase, mengadaptasi strategi, dan meningkatkan kualitas produk secara bertahap. Selain itu, pendekatan ini membuka ruang bagi inovasi karena setiap anggota tim dapat memberikan masukan baru atau mencoba pendekatan berbeda dalam menyelesaikan tugas.
4. Fokus pada Pengembangan Keterampilan Karyawan
Agar tim agile tetap adaptif, karyawan harus memiliki keterampilan yang terus berkembang. Oleh sebab itu perusahaan perlu mendukung pelatihan dan pengembangan karyawan, baik itu dalam bentuk pelatihan soft skills maupun hard skills. Dengan memastikan karyawan memiliki keterampilan yang relevan dapat membantu tim menghadapi tantangan baru.
5. Mendorong Transparansi dan Feedback Berkala
Dalam tim agile, umpan balik adalah elemen kunci untuk pertumbuhan dan adaptasi. Umpan balik ini diberikan secara rutin, baik dari manajemen maupun antar anggota tim. Hal ini untuk membantu tim mengidentifikasi apa saja yang perlu diperbaiki.
Umpan balik yang jelas dan konstruktif memastikan bahwa setiap orang tahu apa yang harus ditingkatkan dan bagaimana cara melakukannya. Selain itu, transparansi mengenai progres proyek dan tantangan yang dihadapi juga penting untuk menjaga agar semua anggota tim tetap berkomitmen pada tujuan bersama.
Membangun agile team adalah langkah yang efektif untuk meningkatkan kemampuan adaptasi karyawan di tengah perubahan bisnis yang bergerak cepat. Dengan tim yang lebih adaptif, perusahaan akan lebih mudah dalam beradaptasi terhadap perubahan pasar dan tuntutan pelanggan, sehingga mampu mempertahankan daya saing di era persaingan yang semakin ketat ini.
Kelas HR
Grow Together