fbpx
Skip to content

Studi: 4 Hari Kerja Seminggu Bisa Tingkatkan Produktivitas, Bagaimana Implementasinya?

Studi: 4 Hari Kerja Seminggu Bisa Tingkatkan Produktivitas, Bagaimana Implementasinya?

Jika biasanya kita mendapati 6 hari kerja atau 5 hari kerja dalam seminggu, ternyata sudah ada perkembangan baru lagi yang menerapkan 4 hari kerja seminggu. Sistem kerja yang mempekerjakan karyawan selama 4 hari saja dalam satu minggu dianggap sebagai masa depan kerja yang lebih baik untuk produktivitas dan kesejahteraan karyawan.

Lantas benarkah anggapan tersebut dan bagaimana implementasinya? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.

Jam Kerja Berlebihan

Tuntutan pekerjaan yang tinggi terkadang membuat karyawan kehilangan waktunya untuk beristirahat. Demi menyelesaikan pekerjaan, mereka rela mengambil jam kerja yang panjang. Bahkan hal ini seakan menjadi hal yang lumrah terjadi dan bukan menjadi suatu masalah besar. 

Melansir dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Rescue Time, menunjukkan bahwa jam kerja saat ini bukan hanya nine to five saja tampi hampir 24 jam. Dari hasil penelitian yang didapatkan, 92% orang bekerja pada saat malam dan juga akhir pekan. Hal ini tidak hanya terjadi pada saat pandemi namun jauh sebelum itu pun sudah terjadi.

Ekspektasi kerja yang tinggi dan kebiasaan prokrastinasi akan memperparah hal tersebut. Padahal bekerja dalam waktu yang terlalu lama dapat menyebabkan beberapa gangguan. Menurut WHO, bekerja lebih dari 55 jam seminggu meningkatkan risiko terkena stroke sebesar 35% dan risiko penyakit jantung sebesar 17%. 

Hubungan Antara Jam Kerja dengan Produktivitas

Jam kerja ternyata berdampak besar bagi produktivitas. Dilansir dari Stanford Education menyebutkan bahwa bekerja secara berlebihan berdampak pada penurunan produktivitas.

Penurunan produktivitas karyawan karena jam kerja yang tinggi disebabkan oleh beberapa hal. Risiko kesehatan fisik dan mental mengintai karyawan yang bekerja berlebihan. Selalu bekerja keras tanpa istirahat menyebabkan kelelahan emosional, stres, dan depresi yang mana hal itu dapat membuat tubuh merasa kelelahan dan kehabisan energi yang mana akhirnya tidak dapat produktif saat bekerja.

Masalah-masalah yang muncul akibat jam kerja yang tinggi tersebut memunculkan sistem kerja baru yang lebih fleksibel yaitu kerja jarak jauh atau dengan kerja secara hybrid. Namun, sistem kerja yang dianggap sebagai jawaban solutif tersebut ternyata juga berisiko memunculkan masalah baru. 

Oleh sebab itu mulai berkembang pembahasan mengenai pengurangan jam kerja yang signifikan untuk menjaga kesehatan karyawan dan produktivitas mereka. Konsep 4 hari kerja seminggu sudah banyak dipraktikkan oleh beberapa negara seperti negara bagian UK, Jerman, Belgia, Jepang, dan Spanyol.

Implementasi 4 Hari Kerja Seminggu

Menurut penelitian dari Indeed , postingan pekerjaan yang mengiklankan empat hari kerja dalam seminggu mulai meningkat tiga kali lipat dalam beberapa tahun terakhir. Meskipun jumlahnya masih rendah hal ini menunjukkan ketertarikan yang cukup signifikan terhadap sistem kerja tersebut. 

Dalam implementasinya 4 hari kerja dalam seminggu berarti adanya pengurangan jam kerja namun dengan gaji tetap. Akan percuma apabila menerapkan 4 hari kerja seminggu tapi menambah jam kerja semakin panjang.

Hal ini dapat diartikan bahwa dengan menerapkan sistem kerja 4 hari perusahaan melakukan efisiensi jam kerja dan beban kerja kepada karyawan dengan mengurangi hal-hal yang kurang perlu. Nah, untuk mengimplementasikannya, Harvard Business Review Memberikan panduan apa saja yang perlu dilakukan perusahaan, seperti berikut ini:

1. Tentukan Tujuan yang Spesifik

Hal pertama yang perlu dilakukan dalam menerapkan sistem kerja 4 hari ini adalah perusahaan perlu mendefinisikan ulang tugas-tugas penting yang menjadi prioritas. Hal tersebut bisa dimasukkan dalam KPI atau OKR dengan mencantumkan informasi yang spesifik. 

Dengan demikian akan membantu karyawan memahami dengan jelas apa yang menjadi tujuan mereka selama bekerja. Hal ini juga membantu untuk menyamakan persepsi mengenai suatu tugas dan memudahkan untuk mencapai tujuan bersama dengan lebih efektif.

2. Audit Rapat

Rapat memang menjadi ajang koordinasi namun ternyata hal ini juga menjadi waktu yang kurang produktif. Melakukan rapat dalam waktu yang lama dan berlarut-larut hanya akan menghabiskan waktu dan menghambat karyawan melakukan pekerjaannya.

Oleh sebab itu audit rapat-rapat apa saja yang dilakukan. Kurangi intensitas rapat jika tidak memiliki urgensi atau dampak yang signifikan terhadap kinerja dan produktivitas.

3. Otomatisasi Tugas Administratif

Banyak karyawan yang merasa terbebani dengan tugas-tugas administratif dan masalah sepele lainnya. Hal itu sebaiknya dihindari dengan cara melakukan otomatisasi tugas-tugas administratif agar karyawan bisa fokus pada tugas utamanya yang lebih penting. 

4. Jalin Komunikasi yang Efektif

Tak bisa dipungkiri jika komunikasi yang efektif tetap menjadi kunci sukses keberhasilan perusahaan. Oleh sebab itu ketika hendak mengimplementasikan 4 hari kerja seminggu, perusahaan juga harus memastikan komunikasi yang terjalin dengan karyawan tetap efektif, dengan saling memiliki pemahaman terhadap ekspektasi masing-masing.

Nah, itu tadi adalah cara mengimplementasikan 4 hari kerja seminggu di perusahaan. Mungkinkah jika sistem ini diterapkan di Indonesia?

Kelas HR

Grow Together

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Studi: 4 Hari Kerja Seminggu Bisa Tingkatkan Produktivitas, Bagaimana Implementasinya?