Jam kerja yang efektif seringkali masih menjadi perdebatan antara karyawan dan perusahaan. Jika biasanya hari kerja yang disepakati adalah 6 hari kerja atau 5 hari kerja dalam seminggu, dewasa ini muncul pembahasan baru yaitu 4 hari kerja seminggu.
Sudah banyak negara yang mulai menerapkan hal ini. Hasilnya tentu saja masih menjadi perdebatan karena ada pro dan kontra dari penerapannya. Lantas mana saja negara yang menerapkan 4 hari kerja tersebut? Simak pembahasannya di bawah ini.
Table of Content
Sekilas tentang Program 4 Hari Kerja Seminggu
Dilansir dari Europe News, program 4 hari kerja dipuji sebagai masa depan produktivitas. Pelaksanaan sistem kerja yang hanya menjadikan karyawannya bekerja 4 hari dalam satu minggu memang merupakan suatu hal yang baru. Perbincangan mengenai hal ini terjadi sebagai dampak dari pandemi covid-19 yang telah banyak mengubah kegiatan operasional bisnis.
Pembatasan yang terjadi selama covid telah banyak mengubah mindset pekerja di pasar kerja saat ini. Fleksibilitas kerja dan work life balance menjadi aspek yang sangat diperhitungkan oleh karyawan.
Berdasarkan penelitian dari Linkedin, pasar kerja saat ini mulai banyak menawarkan kesempatan kerja jarak jauh dan hybrid. Namun hal itu juga berpotensi memunculkan masalah baru. Oleh sebab itu muncul program 4 hari kerja yang diprediksi bisa memberikan manfaat pada produktivitas karyawan.
Negara dengan 4 Kerja Seminggu
Dipuji sebagai masa depan produktivitas dan work life balance, ternyata sudah banyak negara-negara di Eropa yang menerapkan sistem kerja 4 hari kerja dalam satu minggu. Lantas mana saja negara tersebut? Yuk simak penjelasannya di bawah ini:
1. United Kingdom
UK menjadi negara kedaulatan yang mempraktikkan sistem kerja 4 hari paling banyak di dunia bahkan telah menjadikan hal ini sebagai kebijakan permanen. Dilansir dari The Guardian, dari 61 organisasi yang bergabung dalam uji coba pada tahun 2022, ternyata 89% masih menjalankan kebijakan tersebut setahun kemudian, dan 51% telah menjadikan perubahan tersebut permanen.
2. Belgia
Negara berikutnya yang sudah menerapkan program kerja 4 hari dalam seminggu adalah Belgia. Belgia juga menjadi negara pertama di Eropa yang mengesahkan undang-undang terkait kebijakan tersebut. Dengan demikian karyawan bisa bekerja selama 4 hari tanpa pemotongan gaji sama sekali.
3. Jerman
Jerman dikenal sebagai negara dengan jam kerja yang pendek, namun perbincangan mengenai hal tersebut masih terus berlanjut hingga akhirnya muncul konsep 4 hari kerja. Beberapa perusahaan di Jerman yang melibatkan perusahaan-perusahaan yang pekerjaannya dapat disesuaikan dengan minggu kerja yang lebih pendek mulai melakukan uji coba 4 hari kerja dalam seminggu.
4. Spanyol
Negara Spanyol juga mulai melakukan uji coba pada tahun 2022. Pada tahun pertama uji coba ini dilakukan pemerintah akan membiayai sebagian biaya upah, dan akan membantu mendanai pelatihan untuk meningkatkan efisiensi kerja.
Dengan dilaksanakannya kerja 4 hari seminggu ini diharapkan dapat membantu karyawan mengurangi jam kerja tanpa pengurangan gaji. Dalam pelaksanaannya perusahaan harus menjalankan program tersebut selama dua tahun dan hanya pekerja dengan kontrak tetap penuh waktu yang dapat ikut serta.
5. Jepang
Program 4 hari kerja juga mulai merambah ke Jepang. Mengingat jam kerja yang tinggi dan berdampak buruk bagi kesehatan karyawan, pemerintah Jepang pada tahun 2021 mengumumkan rencana untuk mencapai keseimbangan kehidupan kerja yang lebih baik di seluruh negara. Menyusul pengumuman tersebut, banyak perusahaan-perusahaan besar yang mulai menguji pelaksanaan 4 hari kerja dalam seminggu.
Nah, itu tadi adalah beberapa negara yang menerapkan 4 hari kerja seminggu. Tertarik untuk bekerja di sana?
Kelas HR
Grow Together