Memiliki Key Performance Indicator (KPI) yang efektif merupakan bagian penting untuk mengukur kinerja dan juga mencapai kesuksesan perusahaan. Salah satu cara menyusun Key Performance Indicator yang efektif adalah dengan menggunakan teknik SMART.
SMART merupakan akronim yang menggambarkan lima kriteria yang harus dipenuhi dalam penyusunan KPI yaitu Specific, Measurable, Achievable, Relevant, dan Time-bound. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai teknik SMART dalam penyusunan KPI, simak penjelasannya di bawah ini.
Table of Content
Mengapa Perusahaan Perlu key Performance Indicator?
Setiap perusahaan pasti menginginkan keberhasilan dan tujuannya tercapai. Oleh sebab itu mereka selalu mencari cara dan juga strategi untuk meningkatkan kinerja karyawan dan membuat kegiatan operasional karyawan menjadi lebih efektif.
Dalam praktiknya, penggunaan Key Performance Indicator sangat penting dalam meningkatkan kinerja karyawan. KPI ini menjadi kerangka kerja yang pasti dan efektif bagi karyawan. Mengutip dari Indeed, selain menjadi kerangka kerja, KPI juga memiliki beberpa peran penting diantaranya adalah:
- Meningkatkan motivasi dan kepuasan kerja karyawan.
- Meningkatkan kinerja karyawan.
- Membantu perusahaan mencapai tujuan bisnis.
- Mendorong pertumbuhan perusahaan.
- Mengukur peningkatan dan kemajuan perusahaan.
Bagaimana Cara Menyusun Key Performance Indicator?
Lantas bagaimana cara untuk membuat KPI yang efektif? Teknik SMART membantu perusahaan untuk membuat KPI yang lebih efektif.
Dengan SMART, penyusunan KPI tidak hanya berdasarkan keinginan dan pencapaian yang tidak terukur, namun KPI disusun dengan penilaian yang terukur, jelas, dan dapat dicapai. Nah, berikut ini adalah cara menyusun Key Performance Indicator dengan menggunakan teknik SMART:
1. Specific (Spesifik)
Pertama, KPI harus jelas dan spesifik. Indikator yang terlalu umum tidak akan membantu perusahaan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Dengan demikian indikator tersebut harus menggambarkan dengan tepat apa yang ingin dicapai. Dalam penyusunannya hindari penggunaan istilah yang ambigu atau umum.
Contoh: Alih-alih menetapkan KPI seperti “meningkatkan penjualan,” buatlah lebih spesifik, misalnya “meningkatkan penjualan produk A sebesar 20% dalam kuartal berikutnya.”
2. Measurable (Terukur)
Cara menyusun Key Performance dengan teknik SMART yang selanjutnya adalah membuatnya dapat diukur secara kuantitatif atau kualitatif. Hal ini memungkinkan tim untuk menilai kemajuan dan menentukan apakah tujuan tercapai atau tidak.
Contoh: Gunakan angka atau persentase untuk mengukur kemajuan. Misalnya, “meningkatkan kepuasan pelanggan menjadi 85% berdasarkan survei tahunan.”
3. Achievable (Dapat Dicapai)
KPI yang ditetapkan harus realistis dan dapat dicapai. Untuk melakukannya, penting sekali mempertimbangkan sumber daya, waktu, dan batasan yang ada.
Memiliki keinginan yang besar memang tidak ada salahnya, namun menetapkan target yang terlalu tinggi dapat menyebabkan demotivasi dan akhirnya menyebabkan target tidak tercapai. Sementara target yang terlalu rendah bisa saja membuat perusahaan tidak mengalami pertumbuhan.
Contoh: Jika sebelumnya penjualan produk A meningkat 10% dalam satu tahun, menetapkan target 20% dalam waktu yang sama mungkin tidak realistis. Pertimbangkan untuk menetapkan target 15% jika itu masih menantang tetapi tetap dalam jangkauan.
4. Relevant (Relevan)
Berikutnya, penyusunan KPI harus relevan dengan tujuan strategis organisasi. Ini memastikan bahwa indikator yang diukur benar-benar berkontribusi pada pencapaian tujuan perusahaan.
Contoh: Jika tujuan perusahaan adalah untuk memperluas pangsa pasar, KPI yang relevan adalah “meningkatkan jumlah pelanggan baru sebesar 30% dalam satu tahun.” Pastikan bahwa KPI selaras dengan prioritas bisnis utama.
5. Time-bound (Berdurasi Waktu)
Setiap KPI harus memiliki batas waktu yang jelas untuk mencapai target tersebut. Hal ini untuk menciptakan rasa urgensi, membantu dalam perencanaan, serta membantu pelaksanaan strategi yang diterapkan. Tanpa adanya waktu yang jelas maka akan sulit untuk memantau apakah tujuan yang ditetapkan sudah tercapai atau belum.
Contoh: Daripada mengatakan “meningkatkan efisiensi operasional,” ubahlah menjadi “meningkatkan efisiensi operasional sebesar 15% dalam enam bulan ke depan.” Ini memberikan kerangka waktu yang jelas untuk pencapaian.
Contoh Penyusunan Key Performance Indicator Menggunakan Teknik SMART
Menyusun KPI dengan menggunakan teknik SMARt ini cukup sederhana. Untuk lebih memperjelas cara menyusun Key Performance Indicator dengan teknik SMARt, mari kita lihat contoh penyusunan KPI untuk meningkatkan penjualan online berikut.
- Specific: Meningkatkan penjualan online produk X.
- Measurable: Meningkatkan penjualan produk X sebesar 25%.
- Achievable: Berdasarkan analisis pasar dan tren penjualan sebelumnya, target ini dapat dicapai dengan strategi pemasaran yang tepat.
- Relevant: Peningkatan penjualan online sejalan dengan tujuan perusahaan untuk memperluas saluran distribusi.
- Time-bound: Mencapai target ini dalam waktu 12 bulan.
KPI SMART yang Disusun:
“Meningkatkan penjualan online produk X sebesar 25% dalam 12 bulan ke depan.”
Itu tadi adalah penjelasan singkat mengenai cara menyusun Key Performance Indicator dengan menggunakan teknik SMART. Menggunakan teknik SMART dalam menyusun KPI akan memastikan bahwa indikator yang ditetapkan tidak hanya jelas dan terukur, tetapi juga relevan dan realistis.
Kelas HR
Grow Together