
Kekurangan atau kelebihan tenaga kerja bisa menyebabkan kegiatan operasional perusahaan terganggu. Sederhananya, jika perusahaan mengalami kekurangan tenaga kerja, maka akan ada karyawan yang memiliki beban kerja yang cukup besar. Sedangkan jika tenaga kerja melebihi kebutuhan akan menyebabkan pembengkakan anggaran.
Oleh sebab itu perencanaan tenaga kerja menjadi hal yang sangat penting untuk dilakukan agar perusahaan memiliki tenaga kerja yang tepat. Namun, hal ini sering kali diabaikan oleh perusahaan. Lantas, apa akibatnya jika perusahaan tidak punya perencanaan tenaga kerja yang tepat?
Table of Content
Akibatnya Jika Perusahaan Tidak Punya Perencanaan Tenaga Kerja
Perencanaan tenaga kerja adalah salah satu aspek penting yang harus dipertimbangkan oleh setiap perusahaan. Dalam dunia bisnis yang dinamis, perencanaan tenaga kerja yang tepat bukan hanya berfungsi untuk memastikan operasional berjalan lancar, tetapi juga untuk meningkatkan daya saing dan pertumbuhan perusahaan. Berikut ini adalah beberapa akibat jika perusahaan tidak punya perencanaan tenaga kerja yang tepat:
1. Skill Gap dan Talent Gap
Dampak yang pertama dari ketiadaan perencanaan tenaga kerja yang tepat adalah masalah ketidakseimbangan antara jumlah tenaga kerja dan skill yang dimiliki perusahaan dengan kebutuhan perusahaan. Kekurangan tenaga kerja dapat menyebabkan karyawan yang ada kewalahan dan akhirnya mengurangi produktivitas, sedangkan kelebihan tenaga kerja akan menyebabkan pemborosan biaya operasional yang tidak perlu.
Misalnya, jika perusahaan tidak merencanakan kebutuhan tenaga kerja berdasarkan proyeksi permintaan pasar, perusahaan bisa saja kekurangan staf saat volume kerja meningkat, atau justru kelebihan staf saat permintaan menurun. Kedua kondisi ini tentu akan merugikan perusahaan dari segi biaya maupun kinerja.
Selain itu kurangnya skill yang dibutuhkan dengan skill yang dimiliki oleh karyawan juga sangat berdampak pada kegiatan operasional perusahaan. Skill yang sesuai dengan pekerjaan akan membantu karyawan melakukan pekerjaan dengan lebih efektif dan efisien.
2. Peningkatan Biaya Operasional
Berikutnya, tanpa perencanaan tenaga kerja yang baik, perusahaan berisiko menghadapi pemborosan biaya operasional. Salah satunya adalah biaya terkait dengan perekrutan dan pelatihan tenaga kerja yang tidak efisien.
Misalnya, jika perusahaan merekrut lebih banyak karyawan daripada yang dibutuhkan, biaya gaji dan tunjangan yang dikeluarkan menjadi sangat besar, bahkan jika sebagian dari mereka tidak berkontribusi secara maksimal terhadap tujuan perusahaan. Sebaliknya, jika perusahaan kekurangan tenaga kerja, maka mereka harus mengeluarkan biaya lebih untuk mempercepat proses rekrutmen atau membayar lembur untuk menutupi kekurangan tenaga kerja. Ini akan semakin membebani anggaran perusahaan.
3. Produktivitas yang Menurun
Tanpa perencanaan tenaga kerja yang tepat, perusahaan mungkin akan kesulitan untuk mencocokkan keterampilan karyawan dengan pekerjaan yang harus mereka lakukan. Hal ini berisiko menurunkan produktivitas. Misalnya, seorang karyawan yang tidak memiliki keterampilan atau pelatihan yang memadai mungkin tidak dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik, yang pada akhirnya mempengaruhi keseluruhan kinerja tim dan perusahaan.
Selain itu, jika perusahaan tidak mempersiapkan jumlah tenaga kerja dengan skill yang sesuai dengan kebutuhan hanya akan menambah beban kerja bagi karyawan. Tingginya beban kerja berakibat pada kondisi kesehatan karyawan, penurunan motivasi dan produktivitas yang pada akhirnya menyebabkan produktivitas perusahaan menurun secara keseluruhan.
4. Kesulitan dalam Menghadapi Perubahan Pasar
Selanjutnya, akibat jika perusahaan tidak punya perencanaan tenaga kerja yang baik adalah kesulitan beradaptasi dengan perubahan pasar yang cepat, baik itu perubahan dalam teknologi, permintaan produk, atau perubahan dalam kebijakan industri. Tanpa mempersiapkan tenaga kerja yang cukup atau dengan keterampilan yang tepat, perusahaan akan kesulitan untuk bereaksi dengan cepat terhadap perubahan tersebut.
5. Tingkat Turnover Karyawan yang Tinggi
Berikutnya, kurangnya perencanaan dalam hal pengembangan karir dan kesejahteraan karyawan dapat menyebabkan tingkat turnover yang tinggi. Karyawan yang tidak melihat jalur karir yang jelas atau merasa bahwa mereka tidak mendapatkan pelatihan yang sesuai akan lebih cenderung untuk meninggalkan perusahaan.
Turnover yang tinggi tidak hanya menambah biaya rekrutmen dan pelatihan yang besar, tetapi juga mengganggu stabilitas tim dan menciptakan kesenjangan pengetahuan di dalam organisasi. Hal ini dapat mempengaruhi moral karyawan yang tersisa dan mengurangi efisiensi kerja secara keseluruhan.
6. Kehilangan Daya Saing di Pasar
Perusahaan yang tidak dapat merencanakan tenaga kerjanya dengan baik berisiko kehilangan daya saing. Dalam industri yang sangat kompetitif, perusahaan perlu memastikan bahwa mereka memiliki karyawan dengan keterampilan yang tepat, bekerja secara efisien, dan mampu menghadapi tantangan pasar yang terus berkembang.
Jika perusahaan gagal dalam perencanaan tenaga kerja, mereka akan tertinggal dari pesaing yang lebih cepat beradaptasi dengan perubahan kebutuhan pasar dan teknologi. Hal ini bisa menyebabkan hilangnya peluang bisnis dan penurunan pangsa pasar.
Itu tadi adalah beberapa akibat jika perusahaan tidak punya perencanaan tenaga kerja yang tepat. Oleh karena itu, perusahaan perlu melakukan perencanaan tenaga kerja secara proaktif, agar dapat memaksimalkan potensi sumber daya manusia, menekan biaya operasional, dan meningkatkan daya saing di pasar yang semakin kompetitif.
Kelas HR
Grow Together