Di dunia kerja sudah tak asing lagi dengan istilah “kekuatan orang dalam”. Fenomena ini sering terjadi di sekitar kita, biasanya orang-orang dengan jabatan C level membawa kandidat untuk menduduki posisi tertentu tanpa mengikuti serangkaian proses rekrutmen sebagaimana mestinya.
Dalam menghadapi hal ini, HR tentunya harus pandai mengambil sikap. Pasalnya sebagai pihak yang bertanggung jawab terhadap proses rekrutmen dan pengelolaan sumber daya manusia, HR memiliki peran penting untuk menjaga kualitas sdm yang ada di perusahaan.
Table of Content
Fenomena Kerja Dengan Kekuatan Orang Dalam
Kerja dengan jalur orang dalam cenderung memiliki kesan yang negatif dan merugikan. Pasalnya praktik seperti ini erat kaitannya dengan nepotisme yang mana lebih mengutamakan keluarga atau orang terdekat.
Namun, jangan selalu menganggap praktik rekrutmen dengan kekuatan orang dalam ini sebagai sesuatu yang buruk. Sebab terdapat pula sisi positif dari praktik yang satu ini. Jalur orang dalam dunia kerja dibagi menjadi dua yaitu:
1. Nepotisme
Rekrutmen dengan menggunakan jalur dalam tentunya menimbulkan pro dan kontra. Dari satu sisi jalur orang dalam erat kaitannya dengan nepotisme. Terlebih lagi jika pihak yang memasukkan kandidat tersebut adalah C level yang menginginkan kandidat tersebut diterima tanpa memperhatikan kualitasnya.
Praktik ini biasanya melibatkan HR secara langsung untuk mengurus prosesnya. Dengan demikian meskipun mengikuti proses rekrutmen hal itu hanya sebagai formalitas saja. Praktik nepotisme seperti ini memiliki pengaruh buruk bagi internal perusahaan, diantaranya adalah sebagai berikut:
- Menimbulkan kecemburuan sosial antar karyawan.
- Karyawan kurang kompeten di bidangnya.
- Menurunkan integritas perusahaan.
2. Employee referral
Memanfaatkan kekuatan orang dalam untuk mendapatkan pekerjaan sebenarnya tak sepenuhnya buruk. Sebab dalam dunia kerja dikenal juga istilah employee referral yang mana hal ini legal dan justru banyak diterapkan oleh berbagai perusahaan.
Perbedaannya, employee referral dilakukan dengan cara merekomendasikan kandidat tertentu yang memiliki kualifikasi yang dibutuhkan. Hal ini membantu perusahaan untuk menemukan kandidat yang tepat dalam waktu yang cepat. Kelebihan menggunakan employee referral ini diantaranya adalah sebagai berikut:
- Mendapatkan kandidat yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
- Proses rekrutmen lebih cepat.
- Mengurangi biaya untuk rekrutmen.
Bagaimana Seharusnya HR Bersikap?
Ketika menghadapi kekuatan orang dalam seperti yang disebutkan di atas, tentunya sebagai seorang HR harus bisa mengambil keputusan yang bijak. Kendati demikian hal tersebut tentu susah untuk dilakukan.
Pasalnya pihak-pihak yang biasanya memasukkan kandidat ke perusahaan lewat jalur nepotisme adalah para C level yang memiliki posisi tinggi di perusahaan. Oleh sebab itu HR bukan satu-satunya pihak yang bertanggung jawab untuk hal ini. Pihak manajemen perusahaan juga harus ambil andil dalam mengatasi masalah “orang dalam” ini.
Meski demikian sebagai pihak yang mengeksekusi langsung proses rekrutmen dan pengelolaan sumber daya di perusahaan, ada beberapa hal yang bisa dilakukan HR. Untuk menjaga integritas dan kapabilitas perusahaan, berikut ini adalah sikap yang bisa dilakukan HR dalam menghadapi fenomena orang dalam:
1. Bersikap profesional
Ketika mendapatkan rekomendasi kandidat sikap HR harus tetap profesional. Komunikasikan sejak awal dengan pihak-pihak terkait mengenai konsekuensi apabila menerima kandidat yang tidak sesuai dengan standar perusahaan.
Jelaskan secara detail konsekuensi dari keputusan yang akan dibuat. Termasuk konsekuensi terhadap produktivitas perusahaan, kemungkinan karyawan burnout dan peningkatan turnover karyawan.
2. Tetap lakukan proses rekrutmen
Apabila dalam upaya diskusi diperoleh kesepakatan untuk tetap dilakukan proses rekrutmen maka HR bisa melakukan serangkaian rekrutmen seperti biasa. Mulai dari pemeriksaan dokumen hingga wawancara dengan kandidat.
Jika kandidat dirasa memenuhi kualifikasi maka layak untuk diterima. Namun jika tidak memenuhi kualifikasi, komunikasikan lagi hasil seleksi lagi pihak yang merekomendasikannya secara objektif.
3. Buat batasan yang jelas
Sebagai HR harus bisa menjaga batasan yang jelas dengan rekan kerja. Tetap selektif dalam menerima sikap baik yang dilakukan oleh rekan kerja yang lain. Hal ini menghindari kemungkinan nepotisme di perusahaan.
Fenomena rekrutmen dengan menggunakan kekuatan orang dalam memang tak ada habisnya untuk dibahas. Sejatinya hal ini tidak selalu buruk, menggunakan rekomendasi dari orang dalam bisa memberikan keuntungan juga bagi perusahaan apabila digunakan dengan cara yang tepat.
Kelas HR
Grow Together