
Baru lulus dari kuliah dan hendak mencari kerja, para fresh graduate biasanya dihadapkan dengan dua pilihan yaitu kerja di startup atau di korporat. Keduanya tentu memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Di tengah berkembang pesatnya ekosistem digital, startup bisa menjadi pilihan menarik bagi generasi muda karena menawarkan fleksibilitas, kecepatan belajar, dan lingkungan kerja yang dinamis. Di sisi lain, korporat tetap menjadi pilihan stabil dengan struktur dan jenjang karir yang lebih jelas.
Lantas, bagaimana sebenarnya perbedaan bekerja di startup dan korporat? Dan mengapa semakin banyak anak muda memilih startup?
Table of Content
Perkembangan Startup di Indonesia
Indonesia kini menjelma menjadi salah satu pusat pertumbuhan startup terbesar di Asia Tenggara. Berdasarkan data dari Startup Ranking, jumlah startup di Indonesia telah mencapai 3.097 perusahaan. Beberapa sektor yang paling aktif digarap oleh startup Indonesia antara lain fintech, edtech, healthtech, dan e-commerce.
Pertumbuhan ini tak lepas dari semakin meningkatnya jumlah pengguna internet di Indonesia serta dukungan dari berbagai inkubator bisnis, investor, dan pemerintah. Hal ini juga sejalan dengan perubahan kebiasan masyarakat yang mulai beralih melakukan transaksi digital dibanding konvensional.
Budaya Kerja: Startup vs Korporat
Tidak bisa dipungkiri jika startup memiliki daya tarik tersendiri bagi anak muda yang mencari kerja. Sebagai digital native, ekosistem di startup dirasa lebih menyenangkan dan cocok dengan anak muda sekarang.
Meski demikian, korporat tetap memiliki kelebihan untuk menggaet anak muda. Sebagai fresh graduate yang masih bimbang untuk menentukan arah karir, perbedaan budaya kerja di startup dan korporat berikut ini perlu kamu ketahui untuk dijadikan pertimbangan.
1. Fleksibilitas Waktu dan Cara Kerja
Pertama, hal yang membedakan antara kerja di startup dan korporat adalah jam kerja dan cara kerjanya. Startup biasanya menawarkan jam kerja fleksibel dan sistem kerja hybrid atau remote. Dengan demikian karyawan tidak selalu terikat pada jam 9–5 dan bisa bekerja dari mana saja selama target terpenuhi.
Sementara itu, perusahaan korporat cenderung menerapkan jam kerja tetap, dengan kehadiran fisik di kantor yang masih menjadi standar. Meskipun demikian tren WFH sudah mulai diadopsi secara terbatas oleh beberapa korporat.
2. Struktur Organisasi
Selanjutnya, di startup, struktur organisasi lebih kolaboratif. Karyawan bisa berdiskusi langsung dengan CEO atau manajer senior tanpa sekat birokrasi panjang. Sedangkan korporat memiliki struktur lebih hierarkis, dengan jenjang jabatan yang jelas dan alur komunikasi yang formal.
3. Lingkungan dan Budaya Kerja
Berikutnya, startup mengusung budaya kerja yang santai, dinamis dan kolaboratif. Hal ini bisa dilihat dari cara berpakaian, tempat kerja, hingga aktivitas hariannya. Jumlah karyawan startup juga biasanya tidak terlalu banyak sehingga memudahkan untuk kolaborasi dan diskusi lintas divisi.
Sebaliknya, korporat lebih menekankan pada formalitas dan profesionalisme, mulai dari pakaian kerja hingga cara berinteraksi antar divisi. Batas struktur organisasi yang kaku dan jumlah karyawan yang banyak memang membutuhkan cara kerja yang lebih terstruktur.
4. Tugas dan Pengembangan Karier
Selanjutnya, karyawan startup biasanya menangani beberapa tugas lintas fungsi, memungkinkan mereka belajar banyak hal dalam waktu singkat. Di korporat, tanggung jawab biasanya lebih terstruktur dan fokus, dengan pelatihan dan jalur promosi yang lebih tertata.
Preferensi Anak Muda: Mana yang Lebih Diminati?
Di masa depan, gen Z akan mendominasi dunia kerja, sedangkan milenial menempati sekitar 37%, berdasarkan hasil survei dari World Economic Forum. Dalam dunia kerja, gen Z memiliki preferensi kerja yang berbeda dengan generasi-generasi sebelumnya.
Mereka memiliki karakteristik dan nilai-nilai yang diyakini dalam mencari pekerjaan. Berdasarkan riset Great Place to Work, ada 5 hal yang diinginkan gen Z dari tempat kerjanya yaitu:
- Keberagaman dan inklusivitas.
- Gaji yang layak
- Tempat kerja yang mendukung work life balance.
- Melakukan pekerjaan yang bermakna dan berdampak untuk lingkungan sosial.
- Mendapatkan sambutan hangat di tempat kerja.
Baik bekerja di startup maupun korporat memiliki keunggulan masing-masing. Kerja di Startup cocok bagi mereka yang menyukai tantangan, belajar cepat, dan suasana kerja yang cair. Sementara korporat ideal bagi mereka yang menginginkan stabilitas, jenjang karir yang jelas, dan sistem kerja yang lebih tertata.
Salah satu tantangan dalam bekerja di startup adalah adanya tech winter yang karyawan bisa saja mengalami layoff secara mendadak. Oleh sebab itu, pilihan terbaik bergantung pada tujuan karir, kepribadian, dan tahap kehidupan masing-masing individu. Namun, jika kamu sedang dalam masa eksplorasi dan ingin belajar sebanyak-banyaknya dalam waktu singkat, maka startup bisa jadi tempat yang tepat. Tapi, jika kamu mencari stabilitas jangka panjang dengan jalur promosi yang jelas, korporat mungkin lebih sesuai.
Intensive HR Training, Belajar HR Bareng Profesional!
Untuk mengoptimalkan pengelolaan HR di perusahaan perlu memiliki talent-talent HR yang profesional. Oleh karena itu, untuk menjadi HR yang next level dan memiliki pemahaman yang menyeluruh seputar HR, yuk belajar HR hanya di Kelas HR. Dengan 50++ kelas yang bisa diikuti, kamu bisa belajar HR dari A-Z dan bergabung dengan grup profesional HR dari seluruh Indonesia. Ada kelas gratis juga tiap bulan, lho !
Jadi, tunggu apa lagi?
Kelas HR
Grow Together