Six sigma adalah metodologi yang banyak digunakan oleh berbagai perusahaan di dunia. Sejak pertama kali diperkenalkan oleh motorola pada tahun 1980-an, kini six sigma menjadi salah satu kunci kesuksesan perusahaan dalam mencapai tujuannya.
Namun sebenarnya apa yang dimaksud dengan six sigma tersebut, bagaimana prinsip-prinsipnya serta metode seperti apa yang digunakan untuk melakukannya? Selengkapnya simak ulasan di bawah ini.
Table of Content
Pengertian Six Sigma
Dilansir dari Investopedia, six sigma adalah sebuah metodologi yang digunakan untuk meningkatkan kualitas dan memperbaiki kesalahan secara signifikan sehingga dapat meningkatkan proses bisnis. Metodologi ini pertama kali diperkenalkan oleh ilmuwan dari motorola yaitu Bill Smith bersama dengan Dr. Mikel J. Harry yang kemudian keduanya dikenal sebagai penemu six sigma.
Secara filosofis, six sigma memandang semua pekerjaan sebagai sebuah proses yang bisa didefinisikan, diukur, dianalisis, ditingkatkan dan dikendalikan. Fokus utamanya adalah pemahaman yang mendalam tentang proses, pengukuran kinerja yang akurat, dan penggunaan alat statistik untuk mengidentifikasi dan menghilangkan penyebab cacat.
Nama six sigma sendiri berasal dari kata six yang berarti enam dan sigma yang berarti standar deviasi yang mana dalam satu sigma menggambarkan satu standar deviasi dari mean atau rata-rata. Jika setiap sigma terdiri dari tiga sigma atas dan tiga sigma bawah tingkat kegagalannya dinilai rendah. Semakin tinggi nilai sigma maka semakin kecil kemungkinan cacat suatu proses.
Prinsip Six Sigma
Bill Smith mengidentifikasi lima prinsip six sigma. Untuk menguasai metodologi ini, simak kelima prinsipnya berikut ini:
1. Fokus pada Pelanggan
Prinsip Six Sigma adalah mengutamakan kepuasan pelanggan. Hal ini dilakukan dengan memahami apa yang diinginkan pelanggan, mengukur sejauh mana proses yang dilakukan perusahaan untuk memenuhi ekspektasi tersebut, serta berusaha untuk menghasilkan produk atau layanan yang sesuai dengan harapan pelanggan.
2. Pemahaman yang Mendalam tentang Proses
Tim Six Sigma harus memiliki pemahaman yang mendalam tentang bagaimana proses bekerja. Ini mencakup identifikasi semua langkah dalam proses, mengukur kinerja saat ini, dan mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan.
3. Gunakan data
Untuk melakukan analisis dan mengambil Keputusan perbaikan harus didasarkan pada bukti yang kuat dan data yang dikumpulkan. Langkah-langkah perbaikan harus diuji terlebih dahulu dalam skala kecil sebelum diterapkan pada seluruh proses.
4. Libatkan Orang
Menurut Bill Smith dalam melakukan sesuatu yang akan ditinggalkan maka libatkan orang lain. Untuk melakukan Six Sigma perlu melibatkan tim kerja yang terdiri dari berbagai disiplin ilmu. Ini memungkinkan perspektif yang beragam dalam mengidentifikasi dan mengatasi masalah.
5. Tingkatkan terus menerus
Dalam six sigma segala hal yang tidak efektif dan efisien harus disingkirkan. Oleh sebab itu perusahaan harus membangun ekosistem yang fleksibel dan responsif terhadap perubahan. Dengan demikian perusahaan akan siap dengan perubahan-perubahan yang terjadi secara cepat untuk melakukan perbaikan terus menerus agar proses bisnis menjadi lebih efisien.
Metode Six Sigma
Dalam melakukan six sigma terdapat dua metode yang bisa dilakukan yaitu DMAIC dan DMADV. Untuk meningkatkan kualitas produk dan keuntungan perusahaan metode yang dapat digunakan adalah DMAIC yang merupakan akronim dari Define, Measure, Analyse, Improve, Control.
Sedangkan untuk membuat ulang suatu proses yang baru gunakan metode DMADV. DMADV sendiri merupakan akronim dari Define, Measure, Analyze, Design dan Validate.Six sigma adalah alat yang digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan kualitas produk atau layanan dengan memperbaiki proses. Fokus utama dari six sigma adalah mengurangi variasi proses sehingga akan terjadi efisiensi proses dan menghilangkan penyebab cacat.
Kelas HR
Grow Together
