Perkembangan dunia kerja saat ini sudah mengalami banyak perubahan. Salah satunya adalah berkembangnya Gig economy yang diperkirakan akan menjadi tren rekrutmen 2024 dan akan terus berkembang selama beberapa tahun kedepan.
Fenomena yang satu ini dianggap sebagai sebuah perubahan yang positif, namun tak jarang juga yang menganggapnya sebagai sebuah tantangan tersendiri. Lantas apa sebenarnya Gig economy tersebut? Simak selengkapnya di bawah ini.
Gig Economy Sebagai Tren Rekrutmen 2024
Dilansir dari Investopedia, Gig economy merupakan sistem tenaga kerja bebas yang identik dengan posisi kerja sementara, kontrak, dan paruh waktu yang mayoritas diisi oleh para pekerja lepas daripada karyawan tetap penuh waktu. Para Gig worker ini memiliki fleksibilitas kerja yang tinggi sebab tidak terikat kerja dalam waktu yang lama dengan satu perusahaan saja.
Gig economy atau dikenal juga dengan sharing economy ini merupakan salah satu tren rekrutmen 2024 yang banyak digandrungi oleh berbagai perusahaan terutama perusahaan-perusahaan startup. Perkembangan teknologi dan munculnya berbagai platform layanan online mempunyai peran penting dalam perkembangan Gig economy ini.
Bahkan menurut Forbes, terdapat 57 juta pekerja AS yang menjadi bagian dari Gig economy. Hal ini dipengaruhi oleh maraknya aplikasi seperti Uber, Amazon, freelancer.com, ebay, upwork, dan lain sebagainya yang memungkinkan pekerja melakukan pekerjaan sampingan atau pekerjaan paruh waktu dengan lebih mudah. Beberapa pekerjaan yang umumnya terjun dalam Gig economy ini diantaranya adalah:
- Bidang IT.
- Content Writer.
- Administrasi.
- Pendidikan.
- Desain.
- Fotografi.
Dampak Gig Economy
Sebagai fenomena yang diperkirakan akan menjadi tren rekrutmen 2024, Gig economy ini menuai berbagai perdebatan pro dan kontra. Jika dilihat dari sisi positifnya berikut ini adalah beberapa dampak yang diberikan oleh Gig economy:
- Fleksibilitas Kerja
Didominasi oleh pekerja lepas, praktik kerja gig ini memungkinkan pekerja memiliki lebih banyak waktu fleksibel untuk menentukan waktu kerjanya sendiri. Bagi perusahaan hal ini juga sangat menguntungkan untuk bisa merekrut lebih banyak pekerja dari berbagai lokasi yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
- Mengurangi Cost
Selanjutnya Gig economy juga memungkinkan perusahaan untuk mengurangi cost rekrutmen. Hal ini disebabkan oleh proses rekrutmen yang bisa dilakukan secara online. Selain itu perusahaan juga tidak perlu membayarkan biaya asuransi, tunjangan, bahkan menyiapkan ruangan untuk pekerja lepas.
- Kontrak Jangka Pendek
Hubungan kerja yang terjalin dalam Gig economy hanya berlangsung semenara atau dalam jangka pendek. Hal ini memberikan keuntungan bagi perusahaan apabila ingin mengakhiri hubungan kerja dengan pekerjanya, mereka tidak perlu melakukan PHK dan mengeluarkan biaya yang muncul setelah PHK.
Dengan kontrak yang hanya sebentar, perusahaan hanya perlu menunggu waktu sebentar untuk memutuskan hubungan kerja dengan pekerjaannya jika terjadi ketidakcocokan. Namun jika ingin melanjutkan perusahaan hanya perlu memperbarui kontra.
- Peningkatan Skill
Selanjutnya, kecenderungan kontrak singkat dalam Gig economy memungkinkan pekerja mudah berganti-ganti pekerjaan. Hal ini bisa menjadi hal positif, sebab pekerja bisa mengasah beragam skill yang dimiliki untuk meningkatkan karir mereka.
- Perputaran Pekerja
Di sisi lain, Gig economy juga memberikan kesempatan untuk perputaran kerja yang cukup cepat. Hal ini memberikan kesempatan kepada pekerja-pekerja lain untuk mendapatkan pekerjaan dan meningkatkan pendapatan mereka. Selain itu pekerja dan perusahaan tidak perlu mengikatkan diri dalam kontrak kerja dalam jangka waktu yang lama.
Sisi Gelap Gig Economy
Jika Gig economy terus berkembang dan menjadi tren rekrutmen 2024 mendatang, ada beberapa kekhawatiran yang muncul dari fenomena ini. Disamping menciptakan pekerja yang independen dan memiliki fleksibilitas tinggi, nyatanya Gig economy ini bisa menciptakan ekosistem kerja yang kurang sehat.
Dilansir dari SDGS, Silvi Asna Prestiana Wati menyampaikan bahwa indonesia sendiri belum memiliki payung hukum yang kuat untuk menjamin hak-hak para Gig worker. Hal ini memungkinkan adanya eksploitasi kerja yang dilakukan oleh pemberi kerja dan pelanggaran hak pekerja. Selain Gig worker juga memungkina meunculnya hal-hal berikut ini:
- Ketersediaan pekerja yang tidak konsisten.
- Kurangnya keakraban antar pekerja di suatu perusahaan.
- Kendali mutu pekerja yang kurang terjaga.
Nah, itu tadi adalah penjelasan singkat mengenai Gig worker yang merupakan salah satu tren rekrutmen 2024. Setiap fenomena pasti memiliki pro dan kontra, dengan demikian baik pekerja maupun perusahaan perlu mempertimbangkannya sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Kelas HR
Grow Together