Human resource merupakan divisi yang sangat krusial di perusahaan. Namun ada banyak mitos tentang profesi HR yang membuat persepsi tentang profesi ini menjadi menyimpang. Mitos dan fakta profesi HR ini perlu diluruskan agar tidak menimbulkan pemahaman yang salah terhadap profesi tersebut.
Ada beberapa stereotip yang melekat pada divisi HR. Hal ini terkadang membuat orang-orang yang ingin bekerja pada divisi HR menjadi bimbang untuk melanjutkan keinginan mereka. Atau bahkan menganggap profesi tersebut memiliki karakteristik yang sebenarnya tidak sesuai dengan mereka.
Table of Content
Mitos dan Fakta Profesi HR
Munculnya mitos seputar profesi HR yang beredar di masyarakat menimbulkan kesalahpahaman bahkan kebencian terhadap profesi tersebut. Nah, untuk menghilangkan pemahaman yang salah tersebut, simak beberapa mitos dan fakta mengenai profesi HR berikut ini:
1. Harus Lulusan Psikologi
Mitos yang pertama tentang dunia HR adalah mengenai latar belakang pendidikan dari profesi HR itu sendiri. Kamu pasti sering menjumpai, artikel yang menjelaskan mengenai jurusan kuliah apa saja untuk menjadi HR.
Salah satu stereotip yang melekat di masyarakat adalah bahwa HR hanya diisi oleh lulusan dari jurusan psikologi. Nyatanya hal itu tidak selalu benar, sebab profesi HR tidak hanya berkaitan dengan aspek psikologis karyawan saja, namun ada banyak tugas yang harus dikerjakan oleh HR mulai dari manajemen, menyusun SOP, peraturan perusahaan, dan lain sebagainya.
Meskipun dalam proses rekrutmen, ilmu psikologi memang dibutuhkan oleh, namun untuk selebihnya, jurusan kuliah bukanlah faktor utama kesuksesan dalam dunia kerja. Nyatanya ilmu tentang HR selalu berkembang dan bisa dipelajari melalui program pelatihan.
2. HR Hanya mengurus Rekrutmen
Mitos selanjutnya yang berkaitan dengan HR adalah terkait tugas utama dari HR itu sendiri. Banyak yang mengira tugas HR hanya berkutat seputar rekrutmen karyawan baru saja. Padahal faktanya tidak demikian.
Fakta profesi HR yang benar adalah HR memiliki banyak tugas selain rekrutmen. Secara umum HR bertugas untuk mengelola sumber daya manusia yang ada di perusahaan. Hal ini mencakup rekrutmen, pelatihan dan pengembangan, talent management, compensation and benefit, dan masih banyak tugas lainnya baik itu yang berhubungan langsung dengan karyawan maupun administratif perusahaan.
3. Harus Ekstrovert
Mitos yang berikutnya tentang profesi ini adalah bahwa HR haruslah orang yang ekstrovert. Sebagaimana tugas HR yang harus berhubungan dengan karyawan di dalam perusahaan maka mengharuskan HR untuk memiliki kepribadian yang terbuka, ceria, dan senang bersosialisasi.
Nyatanya, introvert dan ekstrovert tidak ada kaitannya dengan kesuksesan HR di dunia kerja. Meskipun HR memiliki tuntutan untuk banyak berkomunikasi dengan orang lain bukan berarti introvert tidak bisa melakukannya.
Introvert bisa saja memiliki social skill dan communication skill yang lebih baik dari ekstrovert. Hal tersebut tergantung pada profesionalisme dan keinginan belajar masing-masing. Selain itu tugas Hr tidak hanya berkaitan dengan interaksi dengan karyawan saja, namun ada banyak tugas administratif yang membutuhkan ketelitian dan ketekunan yang mana hal itu merupakan salah satu kelebihan dari introvert.
4. Penentu Nasib Bagi Karyawan
Banyak yang merasa takut dengan HR apalagi jika sudah dipanggil oleh HR. Hal ini muncul karena anggapan bahwa HR adalah pihak yang bertugas untuk memutuskan hubungan kerja karyawan. Dengan demikian mereka dianggap sebagai penentu nasib bagi karyawan.
Padahal tidaklah demikian, HR tidak serta merta mengeluarkan keputusan berdasarkan keinginannya sendiri. Namun tetap berpegang pada peraturan yang berlaku dan mereka harus memastikan bahwa keputusan yang diambil adalah keputusan yang terbaik untuk perusahaan dan karyawan.
5. Pemberi Hukuman
Seperti yang disebutkan sebelumnya bahwa banyak yang beranggapan bahwa HR adalah penentu nasib karyawan. Bahkan banyak yang merasa takut untuk berinteraksi dengan HR karena mereka mengkhawatirkan masa depan mereka di tempat kerja.
Fakta profesi HR yang sebenarnya adalah bahwa HR bukanlah pemberi hukuman, namun mereka memiliki tugas untuk mengelola karyawan yang ada di perusahaan. Jadi, mereka tidak akan bertindak semaunya sendiri. Melainkan semuanya sudah berdasarkan strategi yang sudah disusun dengan matang serta memastikan bahwa tindakan mereka susia dengan kebijakan yang berlaku.
6. Selalu Berpihak pada Perusahaan
Terakhir, anggapan yang satu ini sering kali dilontarkan terhadap profesi HR. HR hanyalah tangan kanan perusahaan yang selalu berpihak kepada perusahan. Perlu diketahui bahwa HR sebenarnya merupakan pihak penengah yang menjembatani komunikasi antara karyawan dengan pihak manajemen perusahaan.
Meskipun HR yang nantinya akan mengeksekusi setiap keputusan yang dikeluarkan oleh perusahaan terkait dengan manajemen sumber daya manusia yang ada namun bukan berarti mereka selalu berpihak kepada perusahaan. Sebab nyatanya HR memiliki tugas untuk memastikan bahwa keputusan yang diambil dapat memberikan dampak positif dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Nah, itu tadi adalah beberapa mitos dan fakta profesi HR yang masih banyak disalah pahami. Dengan membaca ulasan di atas diharapkan kamu tidak lagi memiliki pemahaman yang salah tentang profesi yang satu ini.